Antara
Jarak dan Waktu, aku... kamu...kita.....
"it's us vs time and
distance, but i know we'll win-quote"....
Sekarang aku udah kebal dengan omongan pelaut itu gak
setia pelaut itu istrinya banyak dan blablablablalalal. Cuek aja bagi kalian
yang punya pacar pelaut, gak semua pelaut gitu kan karna aku sendiri hampir 5
tahun pacaran sama pelaut.
Lanjut dari part 2 ,ini benar-benar kisah nyata
Masa prala pacarku ialah 1 tahun itu benar-benar waktu
yang lama tapi aku mampu melewati itu semua. 1 tahun itu berlalu dan selesai
sudah masa prala pacarku senangnya bakalan ketemu kembali dengan dia. Tepat
dibulan Juni 2015 dia selesai prala dan saatnya untuk kembali ke aku dan
keluarganya. Senangnya gak terbayangkan hari-hariku bakalan bareng dia sebelum
dia laporan ke kampusnya. Dia pulang dan banyak hari-hari yang aku lewati
bersama dia. Dan ada saatnya untuk di tinggal kembali ,bukan ditinggal untuk
berlayar tapi ditinggal ke semarang untuk laporan pralanya, disitu dia berjuang
untuk menuju kemenangan artinya laporan yang dia buat harus benar-benar
mendapatkan tandatangan dari beberapa dosen, untuk mendapatkan itu semua juga
gak mudah dia harus benar-benar menguasai isi laporan yang dia buat,ya bisa
dikatakan kalau di universitas itu namanya kayak semacam sekripsi dan harus
melewati ujian skripsi dulu kalau mau mendapatkan gelar. Doaku kali ini semoga
selalu diberi kelancaran. Doaku terkabul akhirnya dia lancar segalanya dan
moment yang dia tunggu-tunggu kini adalah wisudanya , kebahagianya juga
kebahagiaanku.
23 September 2015 dimana dia akan melaksanakan wisudanya
jauh-jauh hari semua dia persiapkan, sebagai kekasihnya akupun ikut
mendampinginya ,aku begitu merasakan kebahagiaannya,dia menunjukan bahwa dia
mampu melewati itu semua perjuangan dia dalam perkuliahan perjuangan dia dalam
masa prala bahkan perjuangan dia untuk mencapai ini semua. Aku bahagia bisa
menemaninya dari pertama dia msuk perkuliahan sampai dia wisuda. Dan aku
melihat kebahagiaan itu pada kedua orang tuanya juga, begitu bahagiannya kedua
orang tua dia sampai mereka meneteskan air mata sambi memeluknya ,aku ikut
meneteskan air mata bahagia melihat dia dan keluarga dia yang meningatkanku
pada orang tuaku. Begitu besar pula perjuangan orang tua kita,mereka lewati
panas hujan untuk membahagiakan kita untuk membiayai kita untuk mengantarkan
kita ke kebahagiaan dalam benak mereka yang ada hanya mereka ingin melihat kita
bahagia karna kebagiaan anak ialah kebahagiaan orang tua. Terima kasihlah pada
orang tua kalian.
Kembali ke cerita. Semua telah aku lewati baik suka duka
menjadi pacar pelaut. Mungkin banyak diluar sana yang mencibir sosok pelaut
tapi bagiku pelaut itu sama-sama sebuah profesi yang tidak jauh beda dengan
profesi lainnya seperti dokter, pengusaha, petani, pegawai negeri, guru, dll.
Hanya saja ini yang membedakannya yaitu resiko profesi pelaut adalah jauh dari
keluarga dan tidak pernah bisa bersama orang yang mereka sayang, maka
kita juga harus siap untuk menerima segala resikonya untuk bisa bertahan
sendiri saat harus ditinggal jauh dalam waktu yang tidak sebentar dan kita juga
harus siap untuk menjadi wanita hebat yang berbeda dari wanita
"normal" lain yang ada di sekitar kita, karena pada dasarnya hal itu
akan menjadikan kita kuat dan tegar, ya bila kita sudah yakin pasti akan ada
makna dan cerita indah yang dapat anda banggakan kepada anak cucu nanti dan
mungkin kita akan bisa lebih memaknai arti kehidupan, kasih sayang dan
bagaimana pentingnya kepercayaan, komunikasi dan yang paling penting kita
akan tau betapa keluarga dan orang2 yang kita sayangi itu adalah harta yang
paling berharga dan mahal yang tak bisa di dapatkan dimanapun. 5 tahun aku
menjadi pacar seorang pelaut dan doaku sekarang semoga selalu langgeng dan bisa
mencapai ke acara ijabkobul bahkan langgeng dunia akhirat. Aminnn
Note’s :
Pelaut bukanlah alasan aku mencintainya . Akupun tak memandang semua itu, aku tetap mencintainya bagaimanapun keadaannya itu. Sampai aku tau bahwa aku harus siap menjadi wanita “tidak biasa” menghadapi status dia sebagai seorang pelaut.
Pelaut! Pelaut itu tak jauh beda dengan yang lainnya. Tak lebih berharga, tak lebih istimewa. Kita harus banyak bersyukur dengan semua itu. Diluar sana banyak sekali yang lebih galau di banding kita karna jauh dari pasangan.
Keberuntunganku kali ini adalah bukan semata aku ingin pamer dan bangga tapi, Keberuntungan ini adalah perjuangan kita. Menjadi kekasih, istri pelaut itu semua membutuhkan banyak perjuangan. Kekasihku, tak peduli pangkat dan jabatannya apa, tak peduli gajinya sebanyak apa, tak peduli seragamnya bagaimana, aku akan tetap bangga mendampinginya..
Bagiku, dialah yang layak menemaniku, dan menerimaku sebagai kekasihnya, I love you him.. very much :*
Pelaut bukanlah alasan aku mencintainya . Akupun tak memandang semua itu, aku tetap mencintainya bagaimanapun keadaannya itu. Sampai aku tau bahwa aku harus siap menjadi wanita “tidak biasa” menghadapi status dia sebagai seorang pelaut.
Pelaut! Pelaut itu tak jauh beda dengan yang lainnya. Tak lebih berharga, tak lebih istimewa. Kita harus banyak bersyukur dengan semua itu. Diluar sana banyak sekali yang lebih galau di banding kita karna jauh dari pasangan.
Keberuntunganku kali ini adalah bukan semata aku ingin pamer dan bangga tapi, Keberuntungan ini adalah perjuangan kita. Menjadi kekasih, istri pelaut itu semua membutuhkan banyak perjuangan. Kekasihku, tak peduli pangkat dan jabatannya apa, tak peduli gajinya sebanyak apa, tak peduli seragamnya bagaimana, aku akan tetap bangga mendampinginya..
Bagiku, dialah yang layak menemaniku, dan menerimaku sebagai kekasihnya, I love you him.. very much :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar