Selasa, 19 April 2016

Semua akan Indah Pada Waktunya

Antara Jarak dan Waktu, aku... kamu...kita.....

"it's us vs time and distance, but i know we'll win-quote"....
Sekarang aku udah kebal dengan omongan pelaut itu gak setia pelaut itu istrinya banyak dan blablablablalalal. Cuek aja bagi kalian yang punya pacar pelaut, gak semua pelaut gitu kan karna aku sendiri hampir 5 tahun pacaran sama pelaut.
Lanjut dari part 2 ,ini benar-benar kisah nyata
Masa prala pacarku ialah 1 tahun itu benar-benar waktu yang lama tapi aku mampu melewati itu semua. 1 tahun itu berlalu dan selesai sudah masa prala pacarku senangnya bakalan ketemu kembali dengan dia. Tepat dibulan Juni 2015 dia selesai prala dan saatnya untuk kembali ke aku dan keluarganya. Senangnya gak terbayangkan hari-hariku bakalan bareng dia sebelum dia laporan ke kampusnya. Dia pulang dan banyak hari-hari yang aku lewati bersama dia. Dan ada saatnya untuk di tinggal kembali ,bukan ditinggal untuk berlayar tapi ditinggal ke semarang untuk laporan pralanya, disitu dia berjuang untuk menuju kemenangan artinya laporan yang dia buat harus benar-benar mendapatkan tandatangan dari beberapa dosen, untuk mendapatkan itu semua juga gak mudah dia harus benar-benar menguasai isi laporan yang dia buat,ya bisa dikatakan kalau di universitas itu namanya kayak semacam sekripsi dan harus melewati ujian skripsi dulu kalau mau mendapatkan gelar. Doaku kali ini semoga selalu diberi kelancaran. Doaku terkabul akhirnya dia lancar segalanya dan moment yang dia tunggu-tunggu kini adalah wisudanya , kebahagianya juga kebahagiaanku.
23 September 2015 dimana dia akan melaksanakan wisudanya jauh-jauh hari semua dia persiapkan, sebagai kekasihnya akupun ikut mendampinginya ,aku begitu merasakan kebahagiaannya,dia menunjukan bahwa dia mampu melewati itu semua perjuangan dia dalam perkuliahan perjuangan dia dalam masa prala bahkan perjuangan dia untuk mencapai ini semua. Aku bahagia bisa menemaninya dari pertama dia msuk perkuliahan sampai dia wisuda. Dan aku melihat kebahagiaan itu pada kedua orang tuanya juga, begitu bahagiannya kedua orang tua dia sampai mereka meneteskan air mata sambi memeluknya ,aku ikut meneteskan air mata bahagia melihat dia dan keluarga dia yang meningatkanku pada orang tuaku. Begitu besar pula perjuangan orang tua kita,mereka lewati panas hujan untuk membahagiakan kita untuk membiayai kita untuk mengantarkan kita ke kebahagiaan dalam benak mereka yang ada hanya mereka ingin melihat kita bahagia karna kebagiaan anak ialah kebahagiaan orang tua. Terima kasihlah pada orang tua kalian.
Kembali ke cerita. Semua telah aku lewati baik suka duka menjadi pacar pelaut. Mungkin banyak diluar sana yang mencibir sosok pelaut tapi bagiku pelaut itu sama-sama sebuah profesi yang tidak jauh beda dengan profesi lainnya seperti dokter, pengusaha, petani, pegawai negeri, guru, dll. Hanya saja ini yang membedakannya yaitu resiko profesi pelaut adalah jauh dari keluarga dan tidak pernah bisa bersama orang yang mereka sayang, maka kita juga harus siap untuk menerima segala resikonya untuk bisa bertahan sendiri saat harus ditinggal jauh dalam waktu yang tidak sebentar dan kita juga harus siap untuk menjadi wanita hebat yang berbeda dari wanita "normal" lain yang ada di sekitar kita, karena pada dasarnya hal itu akan menjadikan kita kuat dan tegar, ya bila kita sudah yakin pasti akan ada makna dan cerita indah yang dapat anda banggakan kepada anak cucu nanti dan mungkin kita akan bisa lebih memaknai arti kehidupan, kasih sayang dan bagaimana pentingnya kepercayaan, komunikasi dan  yang paling penting kita akan tau betapa keluarga dan orang2 yang kita sayangi itu adalah harta yang paling berharga dan mahal yang tak bisa di dapatkan dimanapun. 5 tahun aku menjadi pacar seorang pelaut dan doaku sekarang semoga selalu langgeng dan bisa mencapai ke acara ijabkobul bahkan langgeng dunia akhirat. Aminnn
Note’s :

Pelaut bukanlah alasan aku mencintainya . Akupun tak memandang semua itu, aku tetap mencintainya bagaimanapun keadaannya itu. Sampai aku tau bahwa aku harus siap menjadi wanita “tidak biasa” menghadapi status dia sebagai seorang pelaut.
Pelaut! Pelaut itu tak jauh beda dengan yang lainnya. Tak lebih berharga, tak lebih istimewa. Kita harus banyak bersyukur dengan semua itu. Diluar sana banyak sekali yang lebih galau di banding kita karna jauh dari pasangan.

Keberuntunganku kali ini adalah bukan semata aku ingin pamer dan bangga tapi, Keberuntungan ini adalah perjuangan kita. Menjadi kekasih, istri pelaut itu semua membutuhkan banyak perjuangan. Kekasihku, tak peduli pangkat dan jabatannya apa, tak peduli gajinya sebanyak apa, tak peduli seragamnya bagaimana, aku akan tetap bangga mendampinginya..
Bagiku, dialah yang layak menemaniku, dan menerimaku sebagai kekasihnya, I love you him.. very much :*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar