Jumat, 15 April 2016

Kisah cinta seorang Pelaut

 Cinta memang luas, seluas samudera raya, sedalam-dalamnya jurang.
 Untukmu cerita ini kutulis, tapi jangan kuatir, kamu di pihak yang benar, benar-benar SUNTUK hahaha.....

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpaiZbe4r1yHwrSVfsn8inyTgQK5vwcaXyZo1eqREeA6cimkNHdH8aAs69DvDUaDf3LVWzv1X8jvLjhTnHA-NjD8hSvDABeJZT7SJosq3TnAmzD8MobGj7lpH1tQoxrE_IkeKs7qHmL10/s1600/34.jpg
 Sasa namanya, wanita cantik berambut panjang dengan cat warna merah
kecoklat-coklatan. Matanya sipit tapi tatapannya tajam, setajam mata elang. Kulitnya putih bersih, bibirnya indah bak delima. Kalau bicara lembut penuh perhatian. Sudah layak kalo Sasa mempunyai pacar yang tampan dan juga pintar, anak seorang pendeta lagi, tentu moralnya lebih dibanggakan. Tapi ternyata Sasa mencintai bukan karena bentuk fisik semata, ada rasa kasihan terhadap pacarnya itu.
     Pacar Sasa namanya Tommy Ong, lelaki tinggi berkacamata minus, bicaranya halus. Tapi kenapa cinta Sasa berlandaskan kasihan belaka? Iya, dalam keluarga pendeta itu, kesehariannya bertolak belakang dengan kotbah yang sering ia suarakan dalam gerejanya. Di rumah, sang pendeta sering uring-uringan hanya oleh masalah-masalah sepele saja. Misalnya, ketika lauknya tidak cocok marah-marah. Ketika mau baca Alkitab, Alkitabnya
indah tempat, marah-marah. Ketika kacamatanya menempel di jidat, semua kena marah karena disangka menyembunyikan kacamatanya. Begitulah kesehariannya dan Sasa sering menyaksikan tu. Timbul rasa kasihan pada sang pacar yang juga sering kena uring-uringan kedua orangtuanya. Karena tidak tahan dengan suasana rumah yang selalu "panas", Tommy Ong kabur
ke Singapura untuk bekerja. Tetapi di rumah ternyata Tommy juga membuat masalah yaitu membobol KARTU KREDIT maupun tidak bayar leasing, sementara barang-barang dari leasing sudah dijual untuk biaya kabur ke Singapura. Akibatnya orangtuanya kena getahnya.
     Tapi sudah menjadi rahasia umum, mereka yang mempunyai masalah utang piutang selalu pintar NGELES, demikian juga dengan papanya Tommy. Ia selalu mengatakan kepada Debt Collector yang menagih ke rumahnya, bahwa ia tidak bertanggung jawab dengan kelakuan anaknya itu, karena ia sudah minggat entah kemana, dan utang itu tanpa sepengetahuannya. Atau kalo ada yang menagih, pura-pura tidak tahu alias pintu rumah tidak dibuka. Begitulah akhirnya, mereka dibuat sibuk oleh ulah Tommy Ong, yang lemah lembut namun licik dan ada bibit tidak bertanggung jawab!
     "Wkwkwkwkwkwkwkwkw!"
 
     Demikian bunyi nada SMS dari Hape Tommy, dengan sigap ia membuka dan ada senyum ketika tahu berita yang tertulis. Benar, dari Sasa.
     "Lagi apa sayang? Kabarnya udah kerja ya?" Tommy pun dengan cepat membalas.
     "Baik-baik honey, aku bekerja sebagai pelaut!" jawabnya singkat. Padahal Tommy hanya bekerja di sebuah kapal jurusan Fullerton ke Singapore Flyer, bukan seperti pelaut yang mengarungi lautan luas, tapi hanya sebuah tempat wisata yang dipisahkan oleh air laut yang tidak begitu panjang.
     "Sayang, kamu betah gak di singapore?" SMS Sasa berikutnya.
     "Betah dong honey, iam happy2 aja. Di sini sangat menyenangkan, kapan kamu mau main kesini?"
     "Emangnya mau kamu ajak kemana aja, say? Jalan-jalan ke Orchad?"
     "ORCHARD honey bukan ORCHAD!"
     "Hehehe pelit banget sih, cuma kurang huruf R aja protes."
     "hahahaha....Orchard road memang tidak bisa dilewatkan begitu saja kalo ke Singapore honey. Di sini penuh dengan mall, hotel dan toko-toko buat belanja deh. Kamu pasti betah kalo belanja hahahaha....."
     "Ih kok tau kalo aku suka shopping..."
     "Kalo nggak tau ya aku gak punya kartu kredit doong....!
     "O pantas kartu kreditmu banyak. Eh terus kemana aja yang asyik di sono?"

     "Banyak honey!"
     "Terus nginepnya entar aku dimana?"
     "Mau nginep dimana? Fullerton Hotel atau Raflles Hotel?"
     "Gila kamu! Itu hotel mahal, emangnya kamu sanggup bayar?"
     "Hahahaha ya bayar sendiri dong honey, mana aku punya uang buat nginep di situ hahaha....paling nginep di apartemenku aja."
     "Gelo kamu!"
     "Nanti kita foto-fotoan di Merlion, patung Singa, itu tuh simbol kota Singapore. Kuajak kamu nanti nonton opera di Esplanade. Atau naik komidi putar di Singpore Flyer sambil melihat pemandangan senja yang indah. Nanti kita naik MRT, kamu pasti suka liat stasiunnya yang bersih banget, enggak kayak di tempatmu kumuh dan rusuh hehehe...."
     "Ih kamu bikin aku kepingin ke sana!"
     "Kalo ke sini jangan lupa bawa duit yg banyak, biar bisa beli oleh-oleh buat ortumu. Kita bisa belanja di IKEA, di sini perlengkapan rumahnya sangat lengkap deh. Atau ke Vivo City, wah pokoknya di sini tuh sorga belanja dah! Nanti kuajak kamu ke Sentosa Island, ngeliat Song of The Sea, ini satu-satunya di dunia lho, sampe dapat Award, indah banget  ! Atau naik ke ketinggian 117 meter dengan Mount Faber Car, kamu bisa ngeliat kesibukan Keppel Harbour dan ngeliat seluruh penjuru Singapore!!"
     "Muter-muter kotanya naik mobilmu juga kan hihihi...."
     "Hehehe...kamu akan kuajak naik BMW seri 523 atau BMW X5 dah....Kalo bisa akan kucurikan buat kamu honey hahahaha...."
     "Ih kumat gilanya!"
     Begitulah kalo mereka sedang SMS atau bertelpon-ria, pulsa 100 ribu sepertinya kurang banyak. Maklum cinta memang sering dibatasi pulsa juga hehehe...
     Ketika Tommy Ong tengah nongkrong di cafe bersama sobat sekerjanya yang besok akan pulang ke Jakarta, ia mengeluarkan suatu ide yang bermaksud ingin menguji rasa cintanya sang kekasih.
     "Gila kamu!" begitu jawab temannya saat mengetahui ide Tommy.
     "Katakan saja, please!"
     "Tapi aku tidak tega,"

     "Pleaaaaase deh! Sekali ini aja. Sudah karang aja sesukamu, pokoknya intinya seperti itu!"
     Dengan berat hati sang teman menyanggupinya. Mereka berdua pun menghabiskan malam itu dengan minum sepuasnya.
     Sasa kaget ketika Alfa sudah berada di depan pintu.
     "Kenapa Tommy nggak bilang kalo kamu pulang?" tanya Sasa cepat.
     Dengan mimik sedih Alfa mulai menceritakan sebab kenapa ia pulang dan langsung menemui Sasa tanpa menghubunginya terlebih dahulu.
     "Apaaaa?! Tommy meninggal? Yang benar kamu Al!"
     "Benar Sa, mayatnya hilang di laut..." lanjut Alfa dengan masih bermimik pura-pura sedih.
     Sasa sedih bukan main. Airmatanya seketika tumpah, memeluk Alfa dengan tangis yang semakin memilukan sampai akhirnya Sasa lemas dan rebah di sofa panjang. Melihat itu hati Alfa tergetar. Perang bathin berkecamuk dalam hatinya, bagaimana kalo Sasa tidak hanya pingsan tapi ikutan tewas, begitu kecamuk dalam hati yang semakin membuatnya kuatir.
     AKhirnya dengan susah payah, Alfa berhasil menyadarkan Sasa. Dan ia tidak kuat hatinya untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya. Begitu mendengar cerita itu, hati Sasa panas dan ....
     "Plak! Plok!" kedua pipi Alfa ditamparnya dan ia diusir untuk meninggalkan rumahnya.
     "Maafkan aku Sasa, Tommy hanya ingin menguji kesetiaanmu, tidak ada maksud lainnya," Alfa masih berusaha menjelaskan, tapi Sasa sudah terlanjur tidak terima. Alfa mengalah dan pergi dengan langkah lunglai.
     Sasa langsung menyamber Hapenya, memencet nomor dan menempelkan di telinga. Untuk beberapa saat suasana hening. Hapenya Tommy ong tidak ada respon. Sasa masih berusaha menghubunginya untuk beberapa kali, tetap tidak ada jawaban, karena memang hapenya
dimatikan oleh Tommy. Ketika Sasa menghubungi nomor telpon di apartemennya juga tidak ada jawabannya. Dengan geram Sasa pun menghubungi Alfa.
     "Al, katakan pada Tommy, tidak ada lagi hubungan cinta denganku!!" demikian katanya singkat dan pedas.
     Tommy menyesal bukan kepalang saat mendengar cerita itu dari Alfa, apalagi ketika ia berusaha menghubungi nomer Hapenya Sasa , tidak pernah diangkat. Lewat SMS pun tidak ada jawaban. Ketika Tommy menggunakan nomer baru, barulah bisa tersambung, tapi jawaban Sasa
tetap ketus.
     "Tidak usah menghubungi aku lagi, tau! Kamu laki-laki GOMBAL, laki-laki GILA!!" begitulah jawaban Sasa yang ternyata marah besar.
     Hati Tommy semakin sedih, walau ia juga terkenal sebagai Play Boy, yang punya banyak pacar, tapi baginya Sasa adalah pelabuhan terakhirnya. Ia sangat menyesal sekali melakukan sandiwara itu, kemudian............Tommy Ong ditemukan mati bunuhdiri di flatnya, Block 26 Marsiling Drive, Singapore!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar